Wednesday, February 10, 2010

Dan Dia Menatapku

Hatiku beku
gelincir licin tanah yang mengeras di Roche sur Foron
atau Paris pada suatu pagi

Aku rindu butiran salju saat pagi di jendelaku
Putih yang bersih, indah dan damai
Dan dia menatapku
Tangannya seperti akan merengkuhku

Hatiku beku
Seperti jemari yang kaku
saat jejak tertera di Carroussel du Louvre
Di hari yang mendung dan Eiffel tampak kelabu

Dan dia berjalan mendekatiku
Matanya seperti akan memelukku

Hatiku beku
Seperti angsa-angsa yang enggan terbang
Atau pohon yang tertidur tanpa daun di dahan
Menggigil tanpa selimut, berterpa angin


Aku kehilangan cara
Menatapnya kembali dengan cinta
Memaafkannya
Tanpa hendak tergelincir atau kembali tertikam

Aku kehilangan nyawa
Mimpiku berada di dekatnya telah paripurna

Aku kehilangan jiwa
Menangispun hanya tersisa keluhan lirih
Dia kembali, mendekat padaku

Terlambat.
Jiwaku telah tiada

AW, September 27, 2007

No comments: