Hatiku beku
gelincir licin tanah yang mengeras di Roche sur Foron
atau Paris pada suatu pagi
Aku rindu butiran salju saat pagi di jendelaku
Putih yang bersih, indah dan damai
Dan dia menatapku
Tangannya seperti akan merengkuhku
Hatiku beku
Seperti jemari yang kaku
saat jejak tertera di Carroussel du Louvre
Di hari yang mendung dan Eiffel tampak kelabu
Dan dia berjalan mendekatiku
Matanya seperti akan memelukku
Hatiku beku
Seperti angsa-angsa yang enggan terbang
Atau pohon yang tertidur tanpa daun di dahan
Menggigil tanpa selimut, berterpa angin
Aku kehilangan cara
Menatapnya kembali dengan cinta
Memaafkannya
Tanpa hendak tergelincir atau kembali tertikam
Aku kehilangan nyawa
Mimpiku berada di dekatnya telah paripurna
Aku kehilangan jiwa
Menangispun hanya tersisa keluhan lirih
Dia kembali, mendekat padaku
Terlambat.
Jiwaku telah tiada
AW, September 27, 2007
No comments:
Post a Comment